Assalamualaikum
readers!
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai
diskriminasi dan etnosentrime yang terjadi di Indonesia. Sebelum membahas kedua
topik tersebut, alangkah baiknya kita pahami dulu apa itu diskriminasi dan
etnosentrisme.
Menurut PBB, diskriminasi mencakup perilaku apa saja, yang
berdasarkan perbedaan yang dibuat berdasarkan alamiah atau pengkategorian
masyarakat, yang tidak ada hubungannya dengan kemampuan individu atau jasanya.
Sedangkan Theodorson & Theodorson (1979:115-116) mengartikan diskriminasi sebagai “.... perlakuan yang tidak seimbang terhadap perorangan, atau kelompok, berdasarkan sesuatu, biasanya bersifat kategorikal, atau atribut-atribut khas, seperti berdasarkan ras, kesukubangsaan, agama, atau keanggotaan kelas-kelas sosial”.
Karateristik lain yang diduga merupakan dasar
dari tindakan diskriminasi:
- Diskriminasi langsung, terjadi saat hukum,
peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu,
seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang
sama.
- Diskriminasi tidak langsung, terjadi saat peraturan
yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di
lapangan.Diskriminasi ditempat kerja
Pada dasarnya diskriminasi tidak terjadi begitu
saja, akan tetapi karena adanya beberapa faktor, antara lain:
a. Adanya persaingan yang semakin ketat dalam
berbagai bidang kehidupan.
b. Adanya tekanan dan intimidasi yang biasanya
dilakukan oleh kelompok yang dominan
terhadap kelompok atau golongan yang lebih lemah.
c. Ketidakberdayaan golongan miskin akan
intimidasi yang mereka dapatkan membuat mereka terus terpuruk dan menjadi
korban diskriminasi.
Macam – macam diskriminasi dalam keragaman masyarakat
antara lain diskriminasi terhadap:
- Suku,bangsa, ras dan gender
- Agama dan
keyakinan
- Ideologi dan
politik
- Adat dan Kesopanan
- Kesenjangan ekonomi
- Kesenjangan sosial
Setelah membahas apa itu Diskriminasi, kita mulai
beralih topik pada Etnosentrisme. Menurut Matsumoto (1996) etnosentrisme adalah kecenderungan
untuk melihat dunia hanya melalui sudut pandang budaya sendiri.
Etnosentrisme memiliki dua tipe yang satu sama lain saling
berlawanan, diantaranya :
1. Etnosentrisme fleksibel.
Seseorang yang memiliki etnosentrisme ini dapat belajar cara-cara meletakkan
etnosentrisme dan persepsi mereka secara tepat dan bereaksi terhadap suatu
realitas didasarkan pada cara pandang budaya mereka serta menafsirkan perilaku
orang lain berdasarkan latar belakang budayanya.
2. Etnosentrisme infleksibel.
Etnosentrisme ini dicirikan dengan ketidakmampuan untuk keluar dari perspektif
yang dimiliki atau hanya bisa memahami sesuatu berdasarkan perspektif yang
dimiliki dan tidak mampu memahami perilaku orang lain berdasarkan latar
belakang budayanya.
Sikap etnosentrik dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya:
1. Tipe kepribadian
2. Derajat identifikasi etnik
3. Ketergantungan
Setelah menyimak apa
yang telah dijelaskan mengenai Diskriminasi dan Etnosentrisme, mari kita melihat
dampak apa yang telah ditimbulkan akibat adanya Diskriminasi dan Etnosentrisme
di Indonesia.
Indonesia
adalah negara yang berdasar falsafah Pancasila, dimana asas Ketuhanan Yang Maha
Esa menjadi sila pertamanya. Hal ini jelas menunjukkan bahwa bangsa Indonesia
harus menempatkan asas ketuhanan atau prinsip luhur keagamaan sebagai acuan
dasar menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara di atas semuanya. Dengan
itu diharapkan kehidupan bangsa Indonesia dapat menjalani kehidupan yang damai dan
merajut kerukunan antar umat beragama.
Namun
kenyataannya, keragaman beragama yang dijamin negara dan undang-undang dasar
kemudian justru banyak menjadi penyebab dari berbagai kasus kekerasan dan
diskriminasi yang merenggut korban dan mengakibatkan kerugian yang tidak
sedikit. Tentu tidak ada satu pun agama yang mengajarkan kekerasan dan prilaku
diskriminatif, namun penganutnya yang tidak secara dalam dan menyeluruh
mempelajari ajaran agama yang dianutnya yang kemudian terjebak dalam jeratan
fanatisme agama.
Jelas
diskriminasi merupakan suatu sikap yang harus kita hilangkan. Tidak hanya
merugikan banyak pihak, diskriminasi juga dapat menimbulkan perpecahan diantara
masyarakat. Cara mudah yang dapat kita lakukan untuk menghindari diskriminasi
yaitu hilangkan sifat sombong dan berteman dengan siapapun tanpa memandang
perbedaan yang ada. Selain itu, tolong menolong antar sesama juga dapat
menghindari sikap diskriminasi.
Dan
sekarang etnosentrisme yang ada di Indonesia. Tidak
seperti anggapan umum yang mengatakan bahwa etnosentrisme merupakan sesuatu
yang semata-mata buruk, etnosentrisme juga merupakan sesuatu yang fungsional
karena mendorong kelompok dalam perjuangan mencari kekuasaan dan kekayaan. Pada
saat konflik, etnosentrisme benar-benar bermanfaat. Dengan adanya
etnosentrisme, kelompok yang terlibat konflik dengan kelompok lain akan saling
dukung satu sama lain.
Salah satu contoh dari fenomena ini adalah ketika terjadi
pengusiran terhadap etnis Madura di Kalimantan, banyak etnis Madura di lain
tempat mengecam pengusiran itu dan membantu para pengungsi.
Etnosentrisme memang
bukanlah hal negative yang harus dihindari namun tentu saja sikap
entrosentrisme ini jangan sampai menimbulkan perpecahan antar sesama.
Sekian untuk
postingan kali ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamualaikum readers!