Selasa, 13 Januari 2015

Diskriminasi dan Etnosentrisme

Assalamualaikum readers!

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai diskriminasi dan etnosentrime yang terjadi di Indonesia. Sebelum membahas kedua topik tersebut, alangkah baiknya kita pahami dulu apa itu diskriminasi dan etnosentrisme.


Menurut PBB, diskriminasi mencakup perilaku apa saja, yang berdasarkan perbedaan yang dibuat berdasarkan alamiah atau pengkategorian masyarakat, yang tidak ada hubungannya dengan kemampuan individu atau jasanya.

Sedangkan Theodorson & Theodorson (1979:115-116) mengartikan diskriminasi sebagai “.... perlakuan yang tidak seimbang terhadap perorangan, atau kelompok, berdasarkan sesuatu, biasanya bersifat kategorikal, atau atribut-atribut khas, seperti berdasarkan ras, kesukubangsaan, agama, atau keanggotaan kelas-kelas sosial”.

Karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi: 
- Diskriminasi langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.
- Diskriminasi tidak langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan.Diskriminasi ditempat kerja

Pada dasarnya diskriminasi tidak terjadi begitu saja, akan tetapi karena adanya beberapa faktor, antara lain:
a. Adanya persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang kehidupan.
b. Adanya tekanan dan intimidasi yang biasanya dilakukan oleh kelompok yang   dominan terhadap kelompok atau golongan yang lebih lemah.
c. Ketidakberdayaan golongan miskin akan intimidasi yang mereka dapatkan membuat mereka terus terpuruk dan menjadi korban diskriminasi.

Macam – macam diskriminasi dalam keragaman masyarakat antara lain diskriminasi terhadap:
Suku,bangsa, ras dan gender
Agama dan keyakinan
Ideologi dan politik
Adat dan Kesopanan
Kesenjangan ekonomi
Kesenjangan sosial

Setelah membahas apa itu Diskriminasi, kita mulai beralih topik pada Etnosentrisme. Menurut Matsumoto (1996) etnosentrisme adalah kecenderungan untuk melihat dunia hanya melalui sudut pandang budaya sendiri.


Etnosentrisme memiliki dua tipe yang satu sama lain saling berlawanan, diantaranya :

1. Etnosentrisme fleksibel. Seseorang yang memiliki etnosentrisme ini dapat belajar cara-cara meletakkan etnosentrisme dan persepsi mereka secara tepat dan bereaksi terhadap suatu realitas didasarkan pada cara pandang budaya mereka serta menafsirkan perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya.

2. Etnosentrisme infleksibel. Etnosentrisme ini dicirikan dengan ketidakmampuan untuk keluar dari perspektif yang dimiliki atau hanya bisa memahami sesuatu berdasarkan perspektif yang dimiliki dan tidak mampu memahami perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya.

Sikap etnosentrik dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya:
1. Tipe kepribadian
2. Derajat identifikasi etnik
3. Ketergantungan

Setelah menyimak apa yang telah dijelaskan mengenai Diskriminasi dan Etnosentrisme, mari kita melihat dampak apa yang telah ditimbulkan akibat adanya Diskriminasi dan Etnosentrisme di Indonesia.

Indonesia adalah negara yang berdasar falsafah Pancasila, dimana asas Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi sila pertamanya. Hal ini jelas menunjukkan bahwa bangsa Indonesia harus menempatkan asas ketuhanan atau prinsip luhur keagamaan sebagai acuan dasar menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara di atas semuanya. Dengan itu diharapkan kehidupan bangsa Indonesia dapat menjalani kehidupan yang damai dan merajut kerukunan antar umat beragama.


Namun kenyataannya, keragaman beragama yang dijamin negara dan undang-undang dasar kemudian justru banyak menjadi penyebab dari berbagai kasus kekerasan dan diskriminasi yang merenggut korban dan mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit. Tentu tidak ada satu pun agama yang mengajarkan kekerasan dan prilaku diskriminatif, namun penganutnya yang tidak secara dalam dan menyeluruh mempelajari ajaran agama yang dianutnya yang kemudian terjebak dalam jeratan fanatisme agama.

Jelas diskriminasi merupakan suatu sikap yang harus kita hilangkan. Tidak hanya merugikan banyak pihak, diskriminasi juga dapat menimbulkan perpecahan diantara masyarakat. Cara mudah yang dapat kita lakukan untuk menghindari diskriminasi yaitu hilangkan sifat sombong dan berteman dengan siapapun tanpa memandang perbedaan yang ada. Selain itu, tolong menolong antar sesama juga dapat menghindari sikap diskriminasi.

Dan sekarang etnosentrisme yang ada di Indonesia. Tidak seperti anggapan umum yang mengatakan bahwa etnosentrisme merupakan sesuatu yang semata-mata buruk, etnosentrisme juga merupakan sesuatu yang fungsional karena mendorong kelompok dalam perjuangan mencari kekuasaan dan kekayaan. Pada saat konflik, etnosentrisme benar-benar bermanfaat. Dengan adanya etnosentrisme, kelompok yang terlibat konflik dengan kelompok lain akan saling dukung satu sama lain.

Salah satu contoh dari fenomena ini adalah ketika terjadi pengusiran terhadap etnis Madura di Kalimantan, banyak etnis Madura di lain tempat mengecam pengusiran itu dan membantu para pengungsi.

Etnosentrisme memang bukanlah hal negative yang harus dihindari namun tentu saja sikap entrosentrisme ini jangan sampai menimbulkan perpecahan antar sesama.

Sekian untuk postingan kali ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca.



Wassalamualaikum readers!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar